-

Rabu, 18 Oktober 2017

Efek terapi kanker dan cara mengatasinya

Efek terapi kanker dan cara mengatasinya,- berdasarkan data di National Cancer Institute, lebih dari 1,5 juta manusia didiagnosa positif menderita kanker. Berbagai upaya dilakukan oleh mereka untuk dapat sembuh secara total. Pengobatan seperti kemoterapi, radiasi, maupun operasi tidak jarang memberikan efek buruk bagi penderita kanker.

Rasa mual, sakit, dan kelelahan yang di timbulkan setelah terapi membuat penderita kanker tidak nyaman dan kesakitan. Kadang mereka memilih untuk menghindari terapi, sehingga membuat pengobatan kanker menjadi tidak efektif. Berikut cara mengatasi efek dari terapi kanker.

Mual
Kemoterapi merupakan pengobatan yang paling sering menyebabkan mual dan muntah pada pasien. Meski dokter telah memberi obat anti mual.penelitin di University of Rochester menunjukkan bahwa pasien yang memiliki sugesti ingin muntah cenderung mengalami mual lima kali lebih parah daripada yang tidak.

Selain dorongan dari dalam diri sendiri, makanan cukup berpengaruh dalam keinginan untuk mual setelah terapi. Beberapa orang menyarankan untuk menghindari makanan gorengan, berminyak, asin atau pedas sebelum menjalani kemoterapi.

Kelelahan
Pihak national cancer institute menyebutkan rasa lemas atau kelelahan pasti dialami oleh penderita kanker yang mendapat perawatan kemoterapi dan radiasi. Kebanyakan penderita masih sering kembali bekerja seperti biasa setelah menjalani terapi. Padahal, mereka seharusnya melakukan pekerjaan dengan beban yang lebih ringan, menjaga gizi dan pola makan, berolahraga secara teratur, serta cepat isitrihat jika merasa lelah.

Beberapa dokter menyarankan pasien untuk mengkonsumsi antidepresan SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitors). SSRI akan berfungsi mengurangi rasa lelah dan menurunkan depresi.

Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh peneliti dari university of rochester. Mereka menyebutkan bahwa SSRI hanya memiliki peran kecil dalam mengatasi rasa lelah setelah terapi, karena kelelahan dan depresi pada dasarnya adalah kontrol emosi oleh masing-masing individu.

Gangguan pendengaran
Efek pada bagian pendengaran kebanyakan di alami oleh penderita kanker yang menjalani kemoterapi dan obat-obatan berbasis platinum. Obat-obat tersebut merusak sel-sel rambut di telinga bagian dalam dan menyebabkan telinga menyadi kurang responsif dalam menerima gelombang suara.

Penderita yang didiagnosa sejak mereka muda biasanya sering mengalami gangguan pendengaran setelah kemoterapi, karena mereka telah mengkonsumsi obat dalam waktu yang cukup lama. Cara mengatasi gangguan pendengaran yang akut adalah dengan melakukan implan koklea.

Rambut rontok
Kemoteraspi juga menjadi penyebab utama penderita kanker mengalami kerontokan rambut. Efek obat yang kuat menghancurkan akar rambut dan menyebabkan rontok bahkan sampai menjadi botak.

Bukan hanya pada bagian kepala, kerontokan juga bisa terjadi di beberapa bagian tubuh lain, seperti alis, bulu mata, rambut di ketiak dan juga kemaluan. Meski demikian, pada dokter dari mayo clinic menyatakan bahwa rambut-rambut tersebut akan kembali tumbuh 10 bulan kemudian setelah perawatan berakhir.

Pasien mengatasi kerontokan rambutnya dengan mencukur habis sebelum melakukan terapi, ada juga yang membiarkannya rontok alami, kemudian memakai topi atau wig untuk menutupi kepala mereka.

Gairah seks menurun
Menurut pediatrik dari Mayo Clinic, pria dengan kanker kandung kemih, prostat, dan usus besar lebih sering mengalami gangguan seks dibandingkan dengan yang lain. Meski tidak menutup kemungkinan wanita dengan kanker payudara juga mengalami hal yang serupa.

Kemoterapi dan radiasi mempengaruhi saraf, pembuluh darah dan hormon yang mengontrol fungsi seksual. Selain itu, rasa sakit, kelelahan, depresi dan kecemasan juga dapat mengganggu kehidupan seksual pasien.

Penderita kanker yang ingin memiliki anak sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mengatasi masalah seksnya. Beberapa pria memilih untuk menggunakan viagra ketika berhubungan seks dengan istri mereka.

Hal yang tidak kalah penting adalah selalu memakai kondom ketika melakukan seks, karena obat kemoterapi biasanya masih tertinggal di sperma.

Diare
Obat kemoterapi yang sangat kuat sering menyebabkan diare bagi pasien. Meski para dokter yang praktek di mayo clinic menegaskan bahwa tidak semua obat tersebut menjadi penyebab utama diare.

Pihak national cancer institute menyarankan penderita kanker untuk mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna. Seperti bubur atau pisang. Makanan dan buah yang berserat tinggi sebaiknya karena akan memperburuk diare.

Selain itu, diare kadang menyebabkan gejala lain seperti dehidrasi. Sehingga pasien yang menderita diare setelah melakukan kemoterapi sebaiknya minum 8-12 gelas air setiap hari.

Baca juga :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar